ARTIKEL PENDIDIKAN



Minat Baca Siswa di Perpustakaan Sekolah
Oleh: Anwar Musadad


Amanat Undang-Undang Nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan,menyebutkan bahwa “Perpustakaan diselenggarakan berdasarkan asas pembelajaran sepanjang hayat, demokratis, keadilan, keprofesionalan, keterbukaan, keterukuran dan kemitraan. Perpustakaan berfungsi sebagai wahana pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi dan rekreasi untuk meningkatkan kecerdasan dan keberdayaan bangsa,” (pasal 2 dan 3).
Adapun pengertian perpustakaan sekolah menurut Sulistyo Basuki, (1993) adalah perpustakaan yang tergabung pada sebuah sekolah, dikelola sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan dengan tujuan usaha membantu sekolah untuk mencapai tujuan khusus sekolah dan tujuan pendidikan pada umumnya. Sedangkan menurut Drs. Rohanda, Msi (2000) mengemukakan bahwa perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang berada dalam suatu sekolah yang kedudukan dan tanggungjawabnya kepada kepala sekolah yang melayani civitas akademika sekolah yang bersangkutan.
Perpustakaan sekolah merupakan sumber belajar yang utama sehingga dari mulai tenaga kependidikan, peserta didik maupun staf penyelenggara sekolah dapat memperoleh kesempatan yang seluas-luasnya untuk memperdalam pengetahuan dengan membaca bahan pustaka yang diperlukan baik yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan maupun sekedar untuk hiburan.   Perpustakaan sekolah sendiri mempunyai misi menyediakan informasi dan ide yang baik, sehingga masyarakat menjadi masyarakat yang berbasis informasi dan pengetahuan. Selain daripada itu perpustakaan juga merupakan sarana bagi murid agar terampil belajar sepanjang hayat dan mampu mengembangkan daya pikir agar mereka dapat hidup sebagai warga Negara yang bertanggungjawab.
Namun kita sadari bahwa peran penting perpustakaan saat ini belum mendapatkan prioritas utama baik dari pihak sekolah maupun pemerintah karena perpustakaan yang ada sekarang belum dapat dikatakan memadai dari sisi sarana maupun prasarana termasuk gedung/ruang perpustakaan dan perlengkapannya. Perpustakaan harus menjadi salah satu alternatif pengembangan daya imajinasi otak kepada hal positif yang sifatnya wajib untuk di enyam, dan perpustakaan merupakan mind library dalam meningkatkan high definitive dalam sebuah pengembangan mindset membaca masa depan, untuk itu perpustakaan harus menjadi pesona tersendiri serta center access dalam menterjemahkan pembelajaran yang didapat di luar belajar mengajar. Oleh karenanya agar menjadi sentra layanan yang menarik untuk siswa dan tak hanya menjadi pelengkap gedung sekolah, perpustakaan harus dikelola sedemikian rupa sesuai dengan trend dan mood para pelajar yang hendak berkunjung dan ingin giat membaca dalam perpustakaan tersebut. Kegiatan Pengembangan perpustakaan ini salah satu dari program sekolah yang harus digiatkan, untuk itu harus dibentuk sebuah team khusus dalam melakukan pengembangan perpustakaan baik berupa sarana pendukung bacaan, perbaikan ruangan beserta design arsitektur, digital library baik perangkat lunak maupun perangkat kerasnya. Adapun upaya untuk meningkatkan minat berkunjung dan membaca buku di perpustakaan yaitu dengan cara guru atau pustakawan menerbitkan daftar buku anak-anak. Pustakawan kerjasama dengan guru membuat kegiatan promosi minat baca seperti: pencinta buku, lomba minat baca. Memilih siswa teladan yang membaca buku terbanyak dan bila perlu dipublikasikan di majalah dinding. Melaksanakan program wajib baca di sekolah minimal 1 jam/hari dengan menugaskan siswa belajar membaca di perpustakaan dan membuat ringkasan hasil bacaan. Menyelenggarakan jam cerita isi buku tertentu dan menceritakan orang-orang yang sukses karena banyak membaca. Sekolah menyelenggarakan pameran buku dan donator buku. Memberikan hadiah bagi siswa yang berprestasi pada setiap pembagian raport/ijazah.
Bank Dunia dan Studi International Association For Evaluation Of Education Achievement (IEA) di Asia Timur tahun 2000 merilis bahwa : Kebiasaan membaca anak Indonesia berada pada tingkat terendah dengan skor 5,17 di bawah Filipina (52,6), Thailand (65,1), Singapura (74), Hongkong ( 75,5). Kenyataan di masyarakat walaupun semua mengakui akan pentingnya kegiatan membaca dalam mempelajari ilmu pengetahuan, tetapi pada kenyataannya masih banyak masyakat yang kurang menaruh minat dan perhatian pada kegiatan membaca. Mereka cenderung mengisi waktunya dengan kegiatan menonton, ngobrol daripada mengisinya dengan kegiatan membaca.
Untuk mengakhiri tulisan ini, penulis berharap dan tentunya dengan sikap optimis ke depan masyarakat dunia pendidikan kita semakin memahami arti penting dari sebuah perpustakaan dalam upaya menjadikan warga sekolah menjadi insan-insan yang berpikiran ilmiah, dan memiliki banyak banyak pengetahuan sehingga menjadi manusia Indonesia seutuhnya, seperti yang menjadi cita-cita dari tujuan pendidikan Indonesia. AM

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ular Tanah yang sangat kecil